Tuesday, January 31, 2012

This is a real REALITY

bismillah ...

You must watch this video, for our health, and for our future.


Walaupun gue udah tau benar kalo rokok itu ngga ada manfaatnya, kecuali bagi para pekerja yang bergantung pada benda ini, gue ngga pernah berfikir terlalu kritis tentang rokok. Gue hidup di lingkungan bebas rokok dari kecil, jadi pas ketemu yang namanya asap rokok, gue merasa gue ngga bisa napas. Kalo ngga nyindir halus yang ngerokok, ya gue pergi.

Honestly, bokap gue mantan perokok, gue selalu bangga dan salut sama beliau. Kakak gue penderita asthma dari kecil, ini salah satu sebab bokap gue berhenti merokok. Mau jadi apa kakak gue kalo bokap tetep ngerokok? Ini juga salah satu bukti kalo berhenti merokok itu mungkin. Sangat mungkin, kawan.

Dari video ini gue jadi berfikir kalo pemerintah sebenarnya ya kalo ngga disogok, ya dibohongin. Ya logika sih, gimana rokok mau di-banned, kalo pejabat-pejabat pemerintahan juga banyak yang nggak bisa lepas dari rokok itu sendiri. Berkelak dengan 'lapangan pekerjaan ribuan-jutaan orang' 'pemasukan negara'. I think it's their tactic, c'mon.

Atau gue harus nyalahin masyarakat yang terlalu bodoh untuk ngabisin duit, even 500 rupiah, buat sebatang rokok? Kalo udah sebatang, besoknya dua batang, minggu depannya sebungkus, dan seterusnya. Ngga jadi 500 rupiah lagi kan yang abis? Terus nanti kalo mereka sakit keluar duit lagi yang ngga sedikit? 'Orang miskin dilarang sakit', tapi orang-rang inilah juga korban keganasan rokok.

Ngga ngerti lagi.

By the way, wahai orang-orang beriman, rokok itu haram (dikutip dari link ini). Kecuali kalian bisa menghindarkan racun yang ada dalam rokok dari tubuh kalian, dan orang di sekitar kalian.


Let's start good things from ourselves first.

Sunday, January 29, 2012

Start

bismillah ...

Getting start is not as easy as doing what we've started.




Gue membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengeluarkan buku sketsa dan pensil dari tas gue cuma untuk nuangin ide yang ada di kepala gue yang juga udah mendem beberapa hari. Tapi, pas udah megang alat dan bahan, cuma butuh waktu ngga lebih dari 30 menit untuk nyelesain sketsa diatas. Ngga ngerti lagi.

Mager (males gerak) is a bad habit. Please jangan dibiasain, siapapun, termasuk gue sendiri.

Jadi kepikiran tentang apa yang gue omongin ke temen gue. Sederhana, tapi menohok gue sendiri sebagai orang yang ngomong.

Temen gue ini ngga merealisasikan impiannya ke luar negeri cuma karena berfikir ngga mungkin. Alhasil dia ngga mencoba untuk memulai semacam lomba menulis essay atau semacamnya yang kalo lanjut bisa ke luar negeri (lupa negara mana), ya, karena cuma udah kepikiran hasil akhir yang impossible. Pas batas waktu udah abis, gue baru denger cerita ini dari dia. Gue waktu itu inget ngomong ini ke dia;

Kalo belum dicoba, gimana kita mau tau hasilnya? (hasil yang sebenarnya bukan hipotesis)

Iya, gue emang gampang banget ngomong kayak gitu. Tapi, baru gue sadar, memulai itu ngga segampang ngelakuin apa yang udah dimulai sebelumnya. Disini harus diperbaiki.

Memulai suatu hal yang baik, yang positif, yang bermanfaat, kenapa harus buang-buang waktu?


Ganbatte kudasai!

Friday, January 20, 2012

Advice(s)

bismillah ...



"Bersyukur, dek, masih ada orang yang mau mengingatkan kamu."



catatan.
Ribuan karakter tertulis dan terhapus, semoga satu kalimat tersebut mewakili.


Watery

bismillah ...


captured by me - BB Gemini - contrast brightness lightning edited


I had realized once that I prefer landscape object than portrait. I love beautiful scene. Yap, scenery. But lately I have watched portrait photos and somehow I liked them. Natural captured one, or you can call it Paparazzi, not like a model or something like that. When I was thinking why I chose landscape first, and it comes maybe I met it first and portraits are more difficult to capture them, in my case. Portrait brings you to watch people, and me, I am not an easy-going one. Even, it's not related with make friends. Maybe easy-going when I have already been friend of them. Ah, it's different when it comes to children. It's fun to understanding ourselves, isn't it?

Anyway, imo, the Landscape one likes to be in a quite place, alone or with friend(s). But the Portrait one likes to be in anywhere, as long as peoples are around. Even when Portrait comes to a quite place, she/he will find someone somehow. So, who are you? Hehe, rrr.

And about manual lens. I'll be a manual lens prefer when accompanied by DSLR or maybe SLR. Because it'll be easier to edit contrast and brightness first, also the lightning, ISO, and focus. And there is some like a special fun when I'm editing photos from handphone camera or my camera pocket.

Yes, this is my way to love photography itself.

Have some fun! :)

Thursday, January 19, 2012

Art

bismillah...


captured by Dedem - BB Gemini's camera - edited by me as usual


Bicara tentang seni. Dari sisi pandang gue yang ngga pernah sekolah seni alias awam, tetep aja sebuah seni itu ngga bisa dinilai pake bilangan, dari bilangan nominal sampe rasio. Menurut gue, setiap orang punya jiwa seni-nya masing-masing.

Dulu gue inget banget dari jaman SD sampe SMA, -TK seinget gue dinilai pake jumlah bintang, sama aja ya?- hasil seni selalu dinilai dengan angka. Bagaimanapun, pasti ngasilin semacam diskriminasi. Entahlah, gue juga kurang ngerti gimana cara guru nilai hasil karya muridnya.

Iya, emang sih kalo sebuah kompetisi pasti ngasih syarat-syarat tertentu jadi hasil karya ngga cuma dinilai subjektif. Tapi kalo sekedar apresiasi?

Sebenernya yang mau gue tegasin adalah karya bocah SD yang cuma dipilih sekian dari sekian terus dapet hadiah. Alhasil tanpa batasan tertentu, gue disuruh milih karya mana yang berhak dapet bingkisan. Jleb banget, tau gitu gue bawa bingkisan sendiri. Ngga tega aja ngeliat bocah-bocah yang belum ngerti nerima kekalahan alias ngga dapet hadiah tiba-tiba murung. Disitu gue sempet nyeletuk, "seni itu kan ngga bisa dinilai benar-salah nya".

Balik lagi sih ya, setiap orang punya cara pandang masing-masing. Gimana caranya kita bisa bertoleransi sama masing-masing pendapat, dan cari jalan tengah. Yang pasti gue ngga nganut sekulerisme, guys. Maksudnya gue ngga nganut seni-seni yang kaitan sama nude dan antek-anteknya.

Untuk itu bagi kalian yang nilai seni-nya ngga pernah bagus, atau diprotes -bukan masukan atau kritikan- sana-sini. Ambil positifnya aja lah ya, apapun, yang jelas positif. Tetap maju dan berkarya.

ps. tiba-tiba keinget guru seni SMA gue yang selalu ngasi nilai sama rata. Prinsip macam ini kah yang beliau anut?

Galau berkualitas

bismillah ...

Enak kali ya bisa nge-galau berkualitas. Maksud gue lebih ke ngungkapin perasaan, tulus, lepas tapi ngga urakan, tentang apapun, maksud gue bukan galau 'mau beli ini apa itu'. Galau yang dulu. Yang pernah. Belakangan ini gue berfikir kalo galau -seperti yang gue maksud- itu ga manfaat. Kesannya leyeh-leyeh ngga jelas. Makanya udah lama banget ngga pernah lagi. Ngga mau.

Keliatan sekali kalo gue susah banget mau ngasih tau apa yang gue maksud.

Tapi ternyata, kalo misalkan galau ini bisa dijabarkan lebih ber-alur, ber-karakter, ber-setting, dan lain lain, bisa jadi sebuah cerita juga. Di sinilah letak maksud gue tentang galau berkualitas. Terinspirasi dari postingan mutia, cari sendiri postingan yang gue maksud. Jadi mikir kisah hidup dia yang satu itu bisa loh dibikin cerita. Gue pernah ada disitu, di beberapa bagian, jadi gue ngga susah buat ngebayangin kalimat ini dan itu lebih panjang.

Terus gue mikir, kalo cerita gue?

Beberapa potongan kisah masa lalu, halah, musti rombak memori dulu. Iya, file-file penuh memori itu ngga pernah gue hapus, cuma dijadiin hidden files. Alhasil gue lupa-lupa inget, karena dulu niatnya emang pengen lupa aja.

Terus gue berhenti.

Iya gue terlalu menjadi penakut buat bener-bener kupas itu file. Next time, maybe.

Tuesday, January 17, 2012

it's not imagine, it's imagination

point.

bismillah ...

Glad to know that exam is finally over and holiday comes. Wish just the best scores will be announced. Currently watching dorama since first day of holiday, and got fed up in day three. It's not because of the dorama, it's just me. One dorama is enough for this week.


blurred image contrast edited - Semap's DSLR - Want!



happy holiday guys, miss you much!

Wednesday, January 4, 2012

Ibu Lien

bismillah ...

Dan belum pernah saya temui Dosen se-brilian Ibu Lien, UAS catatan terbuka dengan 2 butir soal; menulis artikel dan segelintir kalimat "please write few lines about 'what is your most favorite part about Pengantar Agroindustri'".

Love you, Bu!

Tips

bismillah ...

Gue dan seantero mahasiswa IPB -dan Kampus lain yang mungkin barengan- lagi UAS, doain ya teman-teman, saling mendoakan, semoga kita bisa sama-sama sukses, aamiin. Dihajar malasnya *ngaca*.

Jujur, tadi sebelum mau nge-post ini gue agak berpikir negatif tentang sesuatu. Hubungan sama UAS sih. Tapi setelah gue klik tombol new post dan mikir kalo gue itu lagi di masa-masa UAS. Gue mikir lagi kalo pikiran negatif barusan itu ngga penting. Dan daripada pikiran negatif itu gue tuang disini, better gimana kalo gue memotivasi diri gue yang insyaAllah memotivasi yang baca juga, aamiin.

UAS itu bagi yang ngga punya skill SKS (sistem kebut sejam) kayak gue, mending tau diri dan ganti pola belajar. Minimal ngga ngikutin si kemauan Malas. Tapi jangan nyiksa diri juga dengan mati-matian belajar sampe lupa tidur, lupa makan, lupa hidup, lupa cintaku~ #eh.

Biasanya yang gue lakuin itu, kalo belajar mau UAS:

1. Prioritasin matkul tertentu beberapa minggu sebelum UAS.
Jadi menurut gue, penting banget kita tau nilai UTS dan nilai tugas-tugas kita (yang persentasenya gede). Jadi setelah tau nilai-nilai, kita minimal yakin kalo kita jago di matkul yang nilainya gede. Contoh, kalo gue jago di matkul PAI, karena nilai UTS paling gede (aamiin) ya gue bener-bener akan fokus sama PAI, minimal nilai akhirnya nanti bisa nge-cover nilai matkul yang anjlok (naudzubillah). Tapi bukan berarti si matkul yang nilainya ngga gede, ngga dipelajarin pas UAS.

2. Efektifkan waktu belajar
Rasanya ngga adil aja kalo gue lagi liburan tapi gue belajar. Makanya waktu 2 minggu tenang lalu, 10 hari gue bener-bener manjain diri gue dan ngga belajar. Sisanya se-efektif mungkin gue usahain untuk belajar. Komitmen peran penting banget.

3. Hajar si Malas
Males itu pasti dateng, biasanya kalo emang gue suntuk banget, ya mending gue tidur, atau ngelakuin sesuatu yang fun. Bukan malah maksa belajar tapi ngga ada yang masuk. Males juga dateng ke gue pas baca slide. Nah yang ini biasanya gue akalin dengan meringkas ulang apa yang gue baca dengan tulisan. Selain itu juga gue ngelakuin stuff-stuff unik kayak nempelin tulisan itu di dinding, worth atau ngga nya itu balik ke kita guys :). Bagi sebagian orang ngehajar males itu ngga gampang tapi ngga ada hasilnya kalo ngga dicoba, ayo semangat!

4. Belajar bareng
Biasanya suka mentok pas belajar matkul-matkul itung-itungan. Ini solusinya biar ngga gabut. Iya, biasanya kalo gue ngga bisa ngerjain soal itung-itungan macam Metode Statistika dan PDRP, akhirannya gue malah ngga ngapa-ngapain. Nah, daripada kayak gitu, mending cari seseorang yang mau ngajarin :) jadi sama-sama belajar deh.

5. Sayangi diri
Oke, yang tau kapasitas diri gue itu ya diri gue sendiri. Begitu juga kalian. Jangan sampe lah kalian ngedrop pas jam-jam penting musim UAS gini. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup ya temen-temen :D.

6. Doa, dan saling mendoakan
Yang ini paling penting, walaupun gue taro terakhir. Selagi berdoa dan meminta kepada Allah itu gratis dan juga ibadah, ayo doa sebanyak mungkin. Jangan lupa saling mendoakan, yang insyaAllah perbuatan baik itu akan menghasilkan yang baik juga, aamiin.

Oke, semangat Maya! Semangat temen-temen! Semoga sukses!



p.s Curcol
Sedih, kabel data di rumah jadi ngga bisa eksplor sesuatu :/