Tuesday, March 13, 2018

Accident in 2018

Bismillah...

Ppyong! Welcome back myself and anyone who reads (thanksss)!

Ternyata Oktober 2016 gue pernah buat tulisan tentang bagaimana orang-orang sebaiknya menyebrang, and guess what? Gue baru aja kecelakaan karena ada orang yang masih aja asal menyebrang and that was a 25's woman without proper safety with her cooler-than-me motorcycle and cross the road asal-asalan.

Dan days before that accident gue pernah ngetwit tentang orang-orang yang mobilnya dikeroyok karena tabrak lari (tapi lari nya ketangkep). Nah sebelum cerita banyak tentang kecelakaan gue, yang gue ceritakan sebagai pelajaran untuk diri gue sendiri dan mungkin yang baca, gue pengen cerita lebih panjang tentang gue twit tabrak lari.

I tweeted:


Kenapa gue bilang kaya gitu, karena someone responded that "dia lari karena dikejar massa". This if you ever had car/motor accident when you are the one who hit, I promised that people won't ever chasing you first if you stop your car/motor and help the one you hit.

Kenapa gue bilang gitu? Yes. Karena gue pernah jadi yang nabrak, pernah nabrak tapi ga salah, pernah jadi yang ditabrak tapi gue yang salah, dan pernah ditabrak walau gue ga salah. Bukan nya sombong ya tapi emang gitulah dan gue banyak belajar dari kecelakaan-kecelakaan itu. Dan banyak berdoa semoga kecelakaan itu bisa menjadi penghapus dosa-dosa gue yang uda segunung-gunung mungkin.

Ketika gue jadi yang nabrak dan salah, orang-orang ga pernah tuh ada yang kejar-kejar gue. Kenapa? Ya mana mungkin orang-orang kejar kita kalo kita ga lari duluan? (this actually a simple logic) Malahan dari apa yang pernah gue alami, people tend to help when they witnessed an accident.

Tentu saja saat gue nabrak ketakutan semua sekujur badan gue, pikiran macem-macem, mobil gue penyok, mobil orang penyok, dan gue mau meeting sama customer, bos nelponin nanyain gue dimana, dan after all the things I faced gue tetep dateng ke meeting itu. Why? Ya karena gue merasa gue harus bertanggung jawab.

Pertama gue turun dari mobil karena gue merasa bertanggung jawab udah nabrak, dan gue tetep ke customer karena gue uda janji mau meeting. Dan ga ada orang-orang yang ngejar gue padahal ada ketakutan dalam diri gue, malah orang-orang nyamperin dan bantuin bilang,

"Mba mending jangan dibahas disini, tuh ada polisi." Gue langsung paham orang itu bilang kaya gitu karena dia tau gue salah dan mencegah orang yang gue tabrak lapor polisi.

"Ada yang bisa dibantu?" Kata Pak Polisi, dan gue masi gemeteran tapi si Bapak berhati malaikat itu bilang.

"Ga ada Pak sudah diselesaikan secara kekeluargaan." I dont know where he came from but I believe God send him to help me. See? Ga ada orang-orang yang bikin lo ketakutan kalo lo nabrak, malah mereka akan bantu lo.

Setelah itu Bapak Polisi pergi, dan Bapak penolong itu juga pamit pergi, tersisa gue dan orang yang mobilnya penyok gue tabrak. Dan secara kekeluargaan gue pun bertanggung jawab walopun gue tekor, karena ya sejak pertama gue bisa mobil ya gue tanggung apapun resiko nya. Atas segala yang gue putuskan untuk gue lakukan, ya gue uda mikirin resiko nya apa dan sanggup engga gue tanggung. As simple as that.

Coba kalo gue bawa mobil pas gue masi sekolah bisa nya ngerepotin ortu gue doang kali jadi nya ganti rugi segala macem (karena gue belom kerja, belom punya duit sendiri, dan ga pandai jualan buat nyari duit). Hell no. Salah satu prinsip yang paling gue pegang teguh dalam hidup gue, adalah sebisa mungkin gue ga ngerepotin orang tua gue dalam hidup gue. Lulus tepat waktu, kuliah ga mahal-mahal, lulus langsung kerja, jadi anak baik (wkwk yang ini canda) adalah contoh-contoh nya. Karena gue tau dari gue kecil mungkin gue uda banyak ngerepotin mereka (hadeh jadi mellow).

Nah jadi gitu deh cerita kenapa gue ngetwit seperti itu. Wkwk panjang.

Untuk cerita kecelakaan gue, yah yang penasaran mungkin bisa baca thread gue Oktober 2016. Nah persis lah itu Mbak-mbak yang sepertinya sudah punya anak, tiba-tiba nyebrang pakai motor ngebut yang bahkan gue ga liat entah di jalur kanan ada mobil atau gue lagi liat spion, pokonya yang gue inget di depan mata gue udah ada itu Mbak-mbak dan gue lagi ngebut. Jadi duar blang blang, nabrak deh. (Di kecelakaan ini gue juga pakai motor)

Dan lagi, orang-orang membantu kita (gue dan si Mbak-mbak). Dan mereka bilang kalo gue ga salah, jadi gue semakin yakin kalo si Mbak-mbak nyebrang nya ngebut which is, again, the dangerous thing you do in main road. I believe I will see her earlier if she cross slowly.

Untuk cerita kelanjutannya ya skip aja lah ya intinya karena gue uda latihan ngomel tentang tanggung resiko di twitter ya itu juga lah yang gue sampaikan ke si Mbak.

Dah semua nya ini akan menjadi pelajaran buat gue. Penghapus dosa (Amin). Dan first thing first, mungkin gue harus super duper hati-hati lagi di jalan.

And again, please be responsible for everything that you brave to do ya guys. Think every possible risks if you are a newbie to do that things and decide whether you can be responsible to it or no. Do it if you think you can, and better don't do it if you can't. You will be much better in person, then. :)