Saturday, December 5, 2015

Bertanya pada Diri

Bismillah,

Pernahkah kau bertanya pada dirimu sendiri?

Akhir-akhir ini aku sering. Seakan ada banyak peran di dalam pikiranku yang terus saja berdiskusi setiap saat. Sampai pada suatu titik mereka mulai mengganggu jam tidurku. Aku yang begitu mencintai tidur sampai merasa tidur tidak seindah dulu.

Masa yang sedang aku jalani sekarang adalah masa yang menentukan aku akan menjadi siapa. Semua hal terasa menekan dari segala arah. Sampai salah satu peran dalam pikiranku mengatakan 'kalau aku tidak percaya Tuhan mungkin aku sudah menulis bunuh diri di list solving problem ku', karena terlalu banyak keinginan untuk 'menghilang' di dalam pikiranku.

Ada masa itu. Ketika aku sangat ingin menyerah atau berharap dapat memutar saja kembali waktu.

Tapi pikiran yang lain selalu bilang 'aku tidak se-lemah itu, ada banyak hal yang masih menjadi alasan aku bertahan, dan ujian akan selalu ada selama aku hidup'.

Dan begitu seterusnya. Mereka terus bertengkar di dalam pikiranku. Bahkan dalam tidurku.

Tulisan ini mungkin akan terasa aneh. Tapi ini adalah kenyataan yang aku hadapi.

Dari sekian banyak peran yang terus saja bertengkar dalam pikiranku, aku selalu berusaha untuk mencari dan mendengar yang terus berujar 'aku punya Allah, aku punya Allah, aku punya Allah'.

Selalu akan ada kegagalan dalam hidup, satu dari sekian banyak keberhasilan. Selalu tekankan diri untuk bersyukur kepada-Nya kemudian bangkit. Ada hari esok yang harus disambut maka janganlah jatuh berlarut-larut. Hari akan berganti. Bahagia akan datang lagi.

Semangat. Meski kadang semangat saja tidak cukup.

Saturday, November 7, 2015

Maya

Bismillah...

Kesibukan telah membuat Maya yang beranjak dewasa lupa dengan banyak hal yang pernah ia jadikan kesibukannya waktu lalu.

Di kesempatan kali ini Maya 22 tahun punya sedikit lebih banyak waktu untuk sekedar melepas rindu dengan dirinya yand dulu. Seorang Maya remaja introvert yang lebih suka meluangkan waktu nya dengan hal-hal kecil.

Maya kecil adalah seorang gadis cilik yang hobi bermain ke luar rumah. Waktu tidur siangnya dihabiskan bermain dengan teman-temannya atau sekedar berkeliling komplek dengan sepedanya kadang bersama adiknya.

Maya kecil selalu merasa kakaknya adalah inspirasinya. Kakak selalu punya ide kreatif setiap kali bermain. Kadang kita bermain petualangan di lantai atas, di halaman depan rumah, bahkan di kamar atau di ruang tamu.

Beranjak SD

Maya kecil selalu belajar sendiri. Pingin pintar seperti temannya yang lain karena berteman dengan anak pintar. Maya kecil berhasil dapat ranking 3 sampai kelas 6 dengan usahanya sendiri. Sempat les di primagama dan les bahasa inggris tapi ga betah. Maya kecil pernah nangis waktu ngafalin pelajaran IPA buat ulangan. Ga afal-afal. Sampai Mama nyamperin dan bilang 'jangan dipaksa, istirahat dulu, kalau tidak afal yasudah' sambil ngusapin air mata.

Maya kecil mulai malas main dan lebih suka menghabiskan waktu di rumah. Maya mulai ansos. Kecuali sama temen SD.

Beranjak SMP

Maya kecil juga masi hobi temenan sama anak pintar di kelas. Biar ikutan rajin dan ikutan pintar. Maya kecil juga temenan sama yang rajin solat biar ikutan rajin. Karena di rumah masih pada malas solat Maya ikutan malas.

Maya kecil dianggap pintar sama temen2nya. Jadi suka dimanfaatin tiap ada PR, tugas kelompok, dan ulangan. Maya kecil cupu dan kutu buku. Tapi tetep cita-citanya sekolah negeri jalan terus.

Maya kecil pingin SMA di cisauk. Diajakin Mayang nyobain jalur aksel. Maya kecil mikir lumayan kalo dapet cadangan bisa masuk ga peduli NEM berapa.

Beranjak SMA

Maya remaja berhasil kejebak di aksel. Tapi Maya 22 tahun ga pernah nyesel. Seperti kehidupannya dahulu, Maya remaja ansos, belajar mulu karena ngga les dan harus jujur tiap ujian dan tugas. Maya remaja fix ansos.

Tapi maya remaja tetap sama. Suka iseng gambar2 dan nulis2.

Beranjak kuliah

Maya remaja tetep ansos. Kerjaannya kuliah-pulang-kuliah-pulang. Isi otak gimana caranya dapet nilai bagus dengan jujur biar berkah.

Dan maya remaja masih sama. Suka iseng gambar2 dan nulis2.

Sayangnya Maya yang beranjak dewasa terbiasa ingin membahagiakan orang tuanya. Jadi Mama minta kerja kantoran Maya yang beranjak dewasa ikut aja apa kata Mama. Maya yang beranjak dewasa percaya akan ada waktu dimana dia bisa bebas ngapain aja.

Akan ada waktu, Maya dewasa bisa bebas ngapain aja...

Wednesday, July 8, 2015

Improving Ikhlas in Process...

Bismillah...

Whoa. Setelah sekian lama saya terlalu lelah dan malas untuk menulis sedikit di blog. Hari ini, momen ini, saya sangat perlu sekali untuk menulis. Sedikit menuangkan isi pikiran yang terlalu membebani hati dan otak saya hari ini, atau mungkin sebuah bentuk dari hasil akumulasi yang tidak sempat tertuang di blog selama ini.

There were a lot of things happened while I wasn't here to write. A.Lot.Of.Things.

Saya mungkin tidak bisa menjabarkannya satu per satu, namun yang jelas, saya sudah memiliki job title di tempat saya bekerja sekarang which means saya lulus dan lanjut mengabdi sesuai kontrak yang sudah disepakati antara kedua belah pihak. But that's not the problem here.

Ketika hak dan kewajiban terus ter-improve dalam kehidupan, tanggung-jawab pun juga ikut terus improve.

Ya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan pernah dapat bertahan hidup sendiri dan saya adalah salah seorang dengan family-oriented-minded dimana saya sangat memikirkan kehidupan keluarga saya (Mama, Bapyong, Kakak, dan Adik, well mungkin Kakak hanya sekedar update kabar saja karena sekarang dia adalah tanggungan suaminya). Or I can say I can not live without them. Which also means I want them to be happy, I want what I've done will make them happy. Dan semua pikiran-pikiran itu menaruh saya pada posisi dimana saya ingin sekali berbuat dan memberikan yang terbaik untuk mereka.

Tapi saya tidak pernah berpikir tentang apakah mereka sudah cukup berbuat yang terbaik untuk saya. Saya mungkin tidak akan pernah lupa bahwa semua jasa dan tenaga yang orang tua saya berikan tidak akan pernah bisa digantikan oleh apa pun yang saya kerjakan saat ini. Even in the best way I did to pay them back. That's why I said "improving ikhlas in process..."

Tetap akan ada kekecewaan ketika saya merasa saya dikecewakan oleh beberapa hal dan itu yang sedang saya hindari. "Mungkin saya belum ikhlas", "mungkin saya hanya perlu ikhlas", but my heart still feel hurt anyway.

"Mungkin saya hanya perlu berdoa dan tidur kemudian berharap lupa".

Semua orang hidup untuk belajar, dan saya ingin terus belajar untuk bersyukur, untuk bersabar, dan untuk ikhlas. Mungkin ikhlas memang terkenal sulit, tapi saya selalu percaya, jika belajar pasti akan ada hasil. Sekecil apapun itu.

I feel like I need to take a deep deep breath full of fresh oxygen, and relax.

:)

Wednesday, March 11, 2015

We are Growin' Up!

Bismillah...

Sore hari menjelang pulang kantor, menunggu waktu sambil iseng buka-buka folder laptop. And these are what I found. Dari gambar-gambar ini saya melihat bahwa blog saya beranjak dewasa, bersama saya.

Ya. 9 Maret lalu saya resmi menginjak usia 22 tahun. Dengan umur yang baru saya membuka target baru dan harapan baru. Dari orang tua, teman-teman, dan saya sendiri. Semoga dapat achievement 100%, Amin.

Happy 22 Maya!






Header transformation of An Ordinary One

Sunday, February 22, 2015

Once, he said...

"Ekspektasi besar mungkin pada akhirnya terlalu sering ngecewain kita. Tapi doa-doa besar ga akan pernah mengecewakan, karena Tuhan yang ngasih jamin di masa depan."

"So, instead of expect big, could you just pray big?"

A warm conversation in October 29th night, 2014.

 ---

Bismillah...

Well, I'm in the middle of entering another new door of journey. Another jumping stone. I used to face something I don't want. For example, I want normal high school life but I got acceleration program. I want to study architecture but I majored in agroindustrial technology. I wanna be an entrepreneur who open a clothing line or being a graphic design freelancer but I am officially an corporate officer, an executive woman, professional-to-be.

From my life experiences, I was built to be a non-idealistic person. My dreams never come true. But instead of mocking my own life that seems s*ck, I try to find something to learn from what I've got and find my own happiness from them. It's technically my life, I'm the one who drive and draw.

Being an acceleration student I finished my school faster than others. I may not be an architect and can not build my own home with my own design, but I can build my own factory from my current major. I may not be an entrepreneur, but I will be a professional soon with a short and accountable path trough management trainee.

My life that I have passed gave me a beautiful gift that may not be found if I did not walk trough my current path:

I found my friends that might be can not be found anywhere. We still meet each other until now. That fact made me so much grateful and never regret. My family are satisfied with my current achievements. Their happiness are enough for me to move forward.

And the last. I always have someone who give his/her encouraging words to help me in case I forget. Me myself also often make and write my own encouraging words, so world will read them and feel what I felt. At least that is what I imagine.

And now, I'm facing another thing that I have never wanted to try. It seems hard enough but I'm trying my best to erase this mental block.

From my life experiences I always judge myself as a flexible and easy-to-adapt person. Life always give challenges. It is your choice whether face it and improving or runaway from it and stagnant. I prefer, believe in yourself and fight it! :)