Thursday, October 11, 2012

Pengalaman = Tidak Berpengalaman?

bismillah ...

Ngga bisa dipungkiri, orang yang tadinya soliter, forever-alone, tiba-tiba jadi mau ikut ini-itu, sebenarnya punya segudang ide segar, lho. Sayangnya, masih banyak anggapan atau mind set 'ambil aman' dengan lebih memilih orang yang 'punya pengalaman'. Ya, bagaimanapun semua ada peluangnya sih. Kalo lu lebih milih orang yang ngga punya pengalaman bisa jadi tiba-tiba orang ini lari dan lepas tanggung jawab. Tapi, kalo lu ngga milih orang ini cuma karena dia ngga punya pengalaman, menurut 'pengalaman' gue, ada yang salah disini. Bisa jadi, sebenarnya dia punya banyak ide brilian, fresh, dan menjual, yang belum siap untuk dia umbar. Nah ...

Coba kita ubah sudut pandangnya. Bukan pilihan yang salah, kalo lu lebih percaya dengan orang yang punya pengalaman. Toh pada praktiknya, pelamar kerja yang punya pengalaman akan punya nilai plus dibanding yang ngga punya pengalaman. Katanya ... Tapi gue ngga sedikit melihat tuh orang yang 'punya pengalaman' memiliki kapasitas yang ngga lebih baik dari orang yang ngga punya pengalaman (walaupun tetap banyak yang profesional dan tetap pada jalurnya sebagai orang berpengalaman). 'Mereka' cenderung kelabakan, karena kebanyakan tanggung jawab, akhirnya ngga fokus, ngga all out, timpang sana-sini, and you must be know the rest. Jaman sekarang perusahaan mulai berani lho milih fresh graduate jadi pegawai mereka. Kalo udah belajar PSDM pasti ngerti lah kenapa bisa begitu. Oke-oke, gue coba ambil analogi yang mudah. Coba bandingin RCT* SCT* dengan TRAN*TV dan TRAN*7. Nah ... 

Setiap orang berhak kan akan sebuah kesempatan. Sebuah aja, ngga usah banyak-banyak. Dan orang-orang seperti kalian, yang 'sudah berpengalaman' yang berada pada kursi-kursi birokrasi kasta yang lebih tinggi dari gue, yang punya hak dan kewajiban terhadap kesempatan itu pada orang-orang yang gue sebutkan di awal, orang-orang yang 'kelihatannya' ngga punya pengalaman, padahal menyimpan ide-ide fresh yang ngga kalah sama orang berpengalaman, kalo ide-ide itu diterjunin ke pasar. Ngga sedikit juga lho, ide-ide yang harusnya keluar, malah jadi ngga keluar sama sekali cuma gara-gara keinginan yang menggebu-gebu udah mau keluar ke gerbang publik, tapi malah langsung ditutup dan digembok di depan mata. Serba salah, ya? Raisa dong. Krik.

Peluang, guys. Pilihan untuk membagi rata porsi atau memberatkan salah satunya, ada di tangan kalian. Sebentar lagi bakal ada perburuan bibit-bibit 2012-2013. Semoga kalian ngga salah pilih masa depan. Anyway, gue gak suka politik, jadi sebenarnya gue ngga interest sama kalimat yang barusan, tapi gue secara eksplisit adalah bagian minor yang duduk di kursi pengamat dengan jubah ber-nametag publik.

Gue suddenly jadi kepikir sama visi dosen-dosen kece gue akan mahasiwa-mahasiswanya.



nb.
Eh, tulisan gue terlihat persuasif ngga sih? haha. Ngga lah ya.
Pede banget kayak ada yang mau baca aja ._.

No comments:

Post a Comment