"Lelah ini candu. Lelah ini menjadi sesuatu yang mengasikkan. Aku hampir lupa rasanya bersantai dan tidur panjang. Seperti liburan hanya sebuah mimpi singkat. Tapi, lelah ini proses. Lelah ini aku lakukan untuk perubahan. Lelah ini semoga tidak akan pernah menjadi sia-sia."
Lagi capek-capeknya masih aja sempet nge-post. But that's me. Badan lagi ngga compatible sebenernya buat capek-capekan. Yeah, but that's me.
Sebenernya juga banyak post yang pengen gue buat. Dan, banyak hal yang pengen gue lakukan hari ini tapi ngga kesampean. Rencana yang keadaannya menjadi di luar dugaan itu sebuah tanda lain untuk prepare lebih, next time. Yah, seperti yang gue bilang lalu-lalu, kejar-kejaran sama waktu itu capek.
Oya, hari ini SG. Pembicaranya berpendapat untuk menomor-satukan profit, baru sosial. He said dimensi sosial itu banyak dan luas, but still I disagree. Someday, gue akan menomor-satukan profit dan menomor-satukan juga sebuah dimensi sosial yang gue pilih dengan sebutan, sedekah. Mereka akan selalu berjalan beriringan. Yang selanjutnya akan berkembang menjadi dimensi-dimensi sosial lain, seperti memberdayakan masyarakat. Dan dimensi-dimensi profit lain. Terhadap perusahaan masa depan gue, amin.
Baru kali ini juga gue ketemu pembicara yang mind set loyalitas nya sama perusahaan itu kuat banget. Tapi tetep, he's a techno-preneur. Bu Endang bilang, seorang 'preneur' ngga cuma seorang owner. Tapi seseorang yang bisa bertahan dan berkembang dengan terus melahirkan invensi-invensi baru, di dalam perusahaan orang lain sekalipun.
Dan. Ngga pengen lupa aja buat ngingetin; jangan lupa bersyukur. Selamat malam.
"Dan nikmat Tuhan-mu yang manakah yang engkau dustakan."
No comments:
Post a Comment